Atap Rumah Anda Bocor? Kenali Penyebab Yang Sering Terjadi

Kebocoran pada atap adalah salah satu penyakit rumah tinggal yang paling mengganggu. Kebocoran bisa menyebabkan rusaknya plafon atau langit-langit rumah, merubah warna cat dinding, dan bahkan menyebabkan hubungan singkat atau korsluiting pada perangkat elektronik di rumah anda.




Bagaimana mencegah masuknya air hujan menembus bidang atap dan masuk ke dalam rumah? Itulah tantangan utama dari desain atap dan pemilihan material penutupnya. Faktor-faktor penyebab kebocoran meliputi banyak hal, bentuk atap, bahan/material atap, dan faktor teknis lainnya. Sebagai pemilik dan pengguna, anda sebaiknya memahami penyebab-penyebab kebocoran ini, berikut kami coba untuk memberi penjelasan singkat untuk anda.


  1. Kemiringan dan bentuk atap 
    Walaupun mungkin tidak secara langsung, bentuk atap juga merupakan faktor penyebab kebocoran pada rumah anda. Berikut sejumlah unsur bentuk atap yang berpotensi menyebabkan kebocoran.

    Pertama, kemiringan atap. Tiap jenis penutup atap atau genteng memiliki syarat atau standar kemiringan atap yang berbeda, misalnya atap tanah liat sebaiknya dipasang dengan kemiringan atap mulai dari 30°, sementara atap metal bisa dipasang di atap yang lebih landai mulai dari 5°.

    Penutup atap atau genteng dipasang secara disusun atau ditumpuk, artinya terdapat celah antar genteng yang bisa menyebabkan masuknya air saat hujan angin. Makin landai atap maka celahnya makin terbuka terhadap angin. Artinya, makin curam atap makin tahan terhadap bocor. Tapi, atap yang terlalu curam justru membuat titik pertemuan antar genteng yang seharusnya saling mengunci karena beratnya sendiri menjadi longgar, dan genteng bisa lepas atau bergeser dari tempatnya. Oleh karena itu, pilihlah jenis genteng  sesuai dengan kemiringan yang diinginkan, atau sebaliknya, sesuaikan kemiringan atap dengan jenis genteng yang diinginkan.

    Kedua, bentuk atap. Bentuk atap yang umum digunakan adalah jurai atau pelana. Atap jurai atau limasan adalah bentuk atap yang dibentuk oleh 4 atau lebih bidang berkemiringan sama yang menuju satu puncak. Atap jurai memiliki sudut pertemuan antar bidang atap, ada jurai luar untuk pertemuan atap di sisi luar, dan jurai dalam pertemuan atap yang terjadi pada sudut bagian dalam. Masalah kebocoran umumnya terjadi di bagian jurai dalam karena sudut ini menjadi jalur aliran air hujan.

    Atap rumah saya jurai, lalu apakah pasti bocor?

    Yang paling penting adalah bahwa anda sadar bahwa bagian atap tersebut rawan bocor. Usahakan talang yang terjadi tidak terlalu lebar, bahkan kalau bisa jangan sampai ada celah sama sekali, pilih material talang yang terbukti paling tahan terhadap cuaca,  dan periksa celah talang secara berkala untuk memeriksa jika ada kotoran yang menyumbat.

  2. Bahan atau material 
    Bahan genteng atau penutup atap juga bisa menyebabkan kebocoran. Bahan atau material memiliki sifat tersendiri, umur, juga ketahanan terhadap cuaca dan benturan. Penutup atap dari bahan tanah liat atau keramik umumnya rawan terhadap benturan (mudah pecah atau retak), penutup atap dari bahan fiber umumnya memiliki kelemahan terhadap ekspos sinar matahari dan udara panas yang berlebihan, sementara atap dari bahan logam atau metal memiliki kelemahan terhadap udara yang mengandung garam.

    Tidak hanya pada bahan penutup atap, kita juga harus mewaspadai pilihan bahan struktur atap. Kesalahan perhitungan struktur atau pemilihan jenis struktur atap bisa menyebabkan melendutnya bidang atap dan bergesernya genteng dari tempatnya.

    Lalu bagaimana solusi menghindari kebocoran? 

    Pelajari sifat bahan sebelum melakukan pilihan jenis penutup dan struktur atap. Minta informasi pada penyalur atau penjual mengenai sifat bahan yang akan dipakai, berapa umur atau usia bahan pada umumnya dan apakah bahan tersebut memiliki kelemahan-kelemahan tertentu (misalnya tidak boleh dipaku, dipotong, dan lain-lain). Pastikan pula bahwa struktur atap memenuhi syarat secara struktural sehingga kuat menopang penutupnya dan tidak melendut atau bahkan patah akibat gagal struktur.

  3. Talang dan saluran air hujan
    Salah satu elemen atap yang sering menyebabkan bocor adalah talang, saluran atau pipa air hujan. Talang air hujan umumnya terbuat dari bahan ringan dan elastis seperti pipa PVC, karpet atau terpal plastik, juga metal seperti lembaran seng. Kebocoran dapat terjadi akibat bergesernya talang akibat ikatan yang tidak kuat, atau kerusakan pada talang itu sendiri akibat umur bahan atau ekspos  cuaca. Yang perlu diwaspadai pula adalah pengumpulan sampah seperti daun dan ranting kering pada talang atau lubang saluran air hujan, penumpukan sampah mengakibatkan penyumbatan pada talang atau pipa yang selanjutnya dapat menyebabkan kebocoran.

    Tips meminimalisir kebocoran akibat faktor ini adalah dengan pengawasan berkala. Periksa kondisi talang dan pipa saluran air hujan sebelum musim penghujan tiba, amati titik sambungan talang dengan atap atau dengan dinding, bersihkan jika banyak sampah menumpuk, atau ganti jika bahan talang sudah rusak, misalnya akibat karat. 

  4. Dak beton
    Atap dak beton seringkali menjadi pilihan desain rumah karena dianggap memiliki kemungkinan kebocoran terkecil. Akan tetapi hal itu tidaklah selalu benar, karena dak beton memiliki sifat bahan tersendiri yang kalau tidak disikapi dengan benar maka tetap berpeluang bocor. Kelemahan utama dari dak beton adalah bahan beton yang berpori, artinya jika tidak dilapisi dengan lapisan kedap air (waterproofing) yang baik maka air tetap bisa menembus atau merembes ke bawah dak. Karena sifat bahan waterproofing yang umumnya elastis dan tidak tahan terhadap panas matahari, maka lapisan waterproofing sebaiknya di lapis ulang tiap 1-2 tahun sekali. 

    Hindari terjadinya genangan air pada dak beton. Pastikan bahwa dak beton memiliki kemiringan yang cukup untuk mengalirkan air ke arah lubang atau saluran air, pastikan pula bahwa lubang atau saluran ini tidak tersumbat sampah atau kotoran.  


Begitu banyak elemen yang berpotensi menyebabkan kebocoran pada atap rumah anda, namun demikian, dengan pemilihan bahan atau material yang tepat, pengawasan dan pembersihan yang teratur, lalu pelapisan kembali lapisan waterproofing secara berkala, maka potensi kebocoran dapat ditekan seminimal mungkin. Kami harap penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran bagi anda mengenai penyebab dan pencegahan kebocoran pada atap, sehingga anda kini dapat mewujudkan rumah impian dengan rasa aman. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar